Sebelumnya, saya menulis tentang fenomena bank thithil, disini. Di akhir tulisan saya tutup dengan dugaan, dari mana sistem ini berasal. Menggunakan keyword “Promes”.
Promes adalah alat administratif bank thithil. Dalam ucapan lidah Jawa. Sedangkan aslinya adalah Promise dalam bahasa Inggris, yang berarti janji. Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan saya sebelumnya.
Di buku M. Nafik HR dan M. Syafii Antonio. Ada sub bab ulasan tentang bunga rampai sejarah bunga. Dalam perspektif ekonomi, tradisi agama-agama, dan peradaban yunani romawi. Namun, 2 buku ini tidak menyinggung tentang ‘institusi’ informal pelepas uang (rentenir), yang beroperasi pada kaum ekonomi kecil dengan bunga tinggi.
Sekedar mengingat: bank thithil bukanlah bank. Ia adalah bagian dari pasar keuangan informal utang piutang di masyarakat dengan bunga tinggi. Setiap daerah memiliki istilahnya sendiri-sendiri. Mereka Lekat dengan pengusaha / pedagang ultra mikro dari kalangan ekonomi kecil. Meminjamkan uang kepada pedagang-pedagang atau petani kecil dengan bunga kisaran 20-30% per paket pinjaman. Beroperasi di kawasan pasar tradisional dan kampung-kampung dari pintu ke pintu.
Saya menemukan lacakan sejarah institusi pelepas uang pada buku Prof. Heru Nugroho. Berjudul Uang, Rentenir dan Hutang Piutang di Jawa. Ditulis tahun 2001. Buku ini berasal dari disertasi s3 nya di Jerman tahun 1993. Lalu disusun kembali dalam sebuah buku dengan sedikit penyesuaian.
Menurut saya ini buku penting, setidaknya memberi pencerahan dari mana sistem pasar rentenir ini berasal dan pada akhirnya berkembang pesat.
Disebutkan, pasar kredit informal diperkenalkan pertama kalinya pada abad 16 di Yoruba, Nigeria Barat. Bernama asosiasi menabung bergiliran. Lalu, 4 abad setelahnya institusi seperti ini tumbuh pesat akibat perkembangan peradaban dan ekspansi pasar kapitalis.
Dalam koloni penjajahan Inggris (India). Muncul para makelar Bank yang menjadi perantara antara bank dan nasabah. Mereka berasal dari Chettinan India yang bekerja sebagai rentenir di Burma, Malaya, Ceylon, Singapore dan Medan.
Singkat cerita, dari sinilah sejarah institusi informal rentenir berasal. Maka, tidaklah heran jika pada akhirnya istilah promes ini begitu viral dalam masyarakat ekonomi kecil. Yang merupakan transliterasi bahasa dari lidah Inggris ke lidah Jawa.